Penerapan
Model Tematik Integratif Integrated
Permediknas Nomor 22 Tahun 2006 secara
tegas mengatakan Pembelajaran pada Kelas
I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan Tematik Integratif, sedangkan
pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Wacana
perubahan pada Kurikulum 2013 semua kelas pasda Sekolah Dasar menggunakan
pendekatan tematik integratif. Penerapan model tematik integratif tidak
meninggalkan model dan metode pembelajaran yang lain. Tematik integratif
merupakan model payung. Strategi pembelajaran lain yang bertujuan untuk
meningkatkan kecakapan tertentu tetap dilaksanakan dengan pendekatan tematik
integratif. Penerapan untuk Kelas rendah (1, 2, dan 3) Sekolah Dasar dilakukan
dengan pendekatan tematik integratif jaring laba – laba. Kelas atas (4, 5, dan
6) dengan pendekatan integreted atau
terpadu beberapa mata pelajaran.
Penerapan pendekatan tematik
integratif membutuhkan persiapan dan kompetensi yang memadai. Clark (2005)
menjelaskan untuk merancang dan melaksanakan kurikulum integratif diperlukan
syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Filosofi.
Perncanaan
dan pelaksanaan kurikulum harus memahami filosofi dan teori yang melandasi
pembelajaran integratif dan berpusat pada siswa dan filosofi dan teori mata
pelajaran. Penerapan sebuah metode pembelajaran harus didasari pada teorinya.
Penguasaan filosofi dan teori yang kuat, memberi keyakinan keberhasilan
pelaksanaannya.
2.
Mengembangkan staf.
Staf
dalam konteks ini adalah semua pemangku kepentingan pendidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan, LPMP, Pengawas Sekolah, Kepala
Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan. Dalam pelaksanaan kegiatan persekolahan
sehari-hari yang terlibat secara langsung adalah LPMP (khusushya Widyaiswara),
Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru. Keempat unsur ini dituntut
menguasai filosofi dan teori pembelajaran Tematik Integratif, dan strategi
pembelajaran dari sisi keluasan dan kedalamannya. Mekanisme pemeliharaan dan
pengembangan kompetensi yang seiring dengan jabatan fungsional yang diembannya
dilakukan secara sistematis.
3.
Komunitas pembelajaran yang mendukung
(supportive learning communities).
Sekolah
sebagai organisasi dituntut untuk menjadi organisasi pembelajar (learning organisation).
4.
Kepemimpinan yang berdedikasi.
Peran
pemimpin dalam sebuah organisasi adalah menciptakan visi, membangun tim,
memberikan penugasan, mengembangkan orang, dan memotivasi anak buah ( Arjanti,
2012).
HAMBATAN
PENERAPAN KURIKULUM TEMATIK INTEGRATIF
Penerapan kurikulum
tematik integratif membutuhkan kesiapan pemangku kepentingan dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi.
Venville (2009:4)
mengidentifikasi hambatan dalam penerapan kurikulum Tematik Integratif yaitu :
1.
Faktor guru yaitu pengetahuan dan
kualifikasi materi palajaran/subject
matter, pengetahuan isi pedagogigal, kepercayaan tentang dan pengalaman
sekolah, sebagaimana praktik pembelajarn selama ini.
2.
Faktor kontekstual yaitu kebijakan
administratif, panduan kurikulum, proses penilaian dan pelaporan, dan tradisi
sekolah. Kesuksesan penerapan kurikulum Integratif ditentukan oleh kesiapan
dalam mengeliminir hambatan tersebut.
Langkah
dalam mengelimir hambatan dari faktor
guru secara umum dilakukan denganmenyusun program peningkatan kompetensi secara
terstruktur. Pendidikan dan pelatihan bagi guru menjadi penting maknanya.
Materi pendidikan dan pelatihan secara garis besar terbagi dalam dua kelompok
yaitu penguasaan materi ajar, atau diklat berbasis kompetensi mata pelajaran,
dan kecakapan ilmu teknologi pendidikan, teknologi pendidikan bicara tentang
metode, model, strategi, sumber, media, dan lingkungan pembelajaran.
Eliminasi
faktor kontekstual, di Sekolah Dasar, dalam rancangan Kurikulum 2013 sudah
dilakukan. Secara konsep, pembelajaran didekati dengan Tematik Integratif.
Persoalan yang sering mengemuka dan terjadi dalam tataran praktik adalah
panduan kurikulum yang kurang tersedia. Panduan kurikulum, pertama-tama yang
harus paham dan menguasai adalah Widyaiswara LPMP dan Pengawas Sekolah. Dua
pihak ini yang akan mengawal pelaksanaan kurikulum. Pemahaman tentang kurikulum
juga mengandung arti penguasaan teori dan strategi penilaian, pembelajaran
Tematik Integratif.
Penerapan
pembelajaran terpadu (Tematik Integratif) perlu ditetapkan wilayah
keterpaduannya, apakah dalam satu mata pelajaran, multi mata pelajaran,
antar-mata pelajaran atau trans-mata pelajaran. Persiapan, monitoring, supervisi dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan
secara berkesinambungan untuk memastikan keefektifan dan keefisienannya.
Dalam
memaknai konsep, maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori akan
berkaitan dengan sesuatu hal yang dipandang secara ilmiah. Jika teori
berhubungan dengan konsep, maka dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran
akan tertuju pada landasan ilmiah pembelajaran, yaitu landasan filsafat,
psikologis, sosiologis, dan komunikasi yang sering ditemukan dalam sebuah
pembelajaran.
Perkembangan Konsep
Pembelajaran
Tanda – tanda
perkembangan dapat diamati berdasarkan pengertian – pengertian dibawah ini :
1.
Pengajaran sama artinya dengan
pengajaran. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan
pengetahuan kepada siswa.
2.
Pengajaran merupakan interaksi
mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling
pengaruh-mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa.
3.
Pengajaran suatu sistem. Pengertian
pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai suatu proses atau
prosedur bbelaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan
dilandasi oleh berbagai dimensi, yaitu :
a.
Profesi guru
b.
Perkembangan dan pertumbuhan
siswa/peserta didik
c.
Tujuan pendidikan dan pengajaran
d.
Program pendidikan dan kurikulum
e.
Perncanaan pengajaran
f.
Strategi belajar mengajar
g.
Media pengajaran
h.
Bimbingan belajar
i.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat
j.
Manajemen pendidikan/kelas
MODEL
PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013
Berdasarkan teori-teori belajar, dapat
ditentukan beberapa pendekatan pembelajaran, dan berdasarkan pendekatan
tersebut dapat ditentukan beberapa model pembelajaran, diantaranya :
1.
Model Interaksi Sosial (social interaction model)
Model
ini berdasarkan teori belajar Gestalt
atau yang dikenal dengan Field Theory.
Model iini menitikbaratkan pada hubungan antara individu dengan masyarakat atau
individu dengan lainnya.
2.
Model Proses Informasi (information processing models)
Model
ini berdasarkan teori belajar kognitif. Model ini berorientasi pada kemampuan
siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan
tersebut. Model ini berkenaan dengan kemampuan intelektual umum (general intelectual ability).
3.
Model Personal (personal models)
Model
pembelajaran ini ber titik tolak dari pandangan dalam teori balajar humanistik.
Model ini berorientasi pada individu dan pengembangan diri (self). Titik beratnya pada pemebntukan
pribadi individu dan mengorganisasi realitanya rumit. Sasaran utama model
pembelajaran ini adalah pengembangan pribadi atau kemampuan pribadi.
===========================
Daftar
Pustaka.
Ahmadi Iif Khoiru,
M.Pd. dan Sofan Amri, S.Pd. 2014. Pengembangan
dan Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta : PT Prestasi
Pustakaraya.