Rabu, 19 April 2017

TEORI BELAJAR YANG MELANDASI PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF



Penerapan Model Tematik Integratif Integrated
          Permediknas Nomor 22 Tahun 2006 secara tegas mengatakan Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan Tematik Integratif, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Wacana perubahan pada Kurikulum 2013 semua kelas pasda Sekolah Dasar menggunakan pendekatan tematik integratif. Penerapan model tematik integratif tidak meninggalkan model dan metode pembelajaran yang lain. Tematik integratif merupakan model payung. Strategi pembelajaran lain yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan tertentu tetap dilaksanakan dengan pendekatan tematik integratif. Penerapan untuk Kelas rendah (1, 2, dan 3) Sekolah Dasar dilakukan dengan pendekatan tematik integratif jaring laba – laba. Kelas atas (4, 5, dan 6) dengan pendekatan integreted atau terpadu beberapa mata pelajaran.
          Penerapan pendekatan tematik integratif membutuhkan persiapan dan kompetensi yang memadai. Clark (2005) menjelaskan untuk merancang dan melaksanakan kurikulum integratif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1.   Filosofi.
Perncanaan dan pelaksanaan kurikulum harus memahami filosofi dan teori yang melandasi pembelajaran integratif dan berpusat pada siswa dan filosofi dan teori mata pelajaran. Penerapan sebuah metode pembelajaran harus didasari pada teorinya. Penguasaan filosofi dan teori yang kuat, memberi keyakinan keberhasilan pelaksanaannya.
2.   Mengembangkan staf.
Staf dalam konteks ini adalah semua pemangku kepentingan pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan, LPMP, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan. Dalam pelaksanaan kegiatan persekolahan sehari-hari yang terlibat secara langsung adalah LPMP (khusushya Widyaiswara), Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru. Keempat unsur ini dituntut menguasai filosofi dan teori pembelajaran Tematik Integratif, dan strategi pembelajaran dari sisi keluasan dan kedalamannya. Mekanisme pemeliharaan dan pengembangan kompetensi yang seiring dengan jabatan fungsional yang diembannya dilakukan secara sistematis.
3.   Komunitas pembelajaran yang mendukung (supportive learning communities).
Sekolah sebagai organisasi dituntut untuk menjadi organisasi pembelajar (learning organisation).
4.   Kepemimpinan yang berdedikasi.
Peran pemimpin dalam sebuah organisasi adalah menciptakan visi, membangun tim, memberikan penugasan, mengembangkan orang, dan memotivasi anak buah ( Arjanti, 2012).

HAMBATAN PENERAPAN KURIKULUM TEMATIK INTEGRATIF
Penerapan kurikulum tematik integratif membutuhkan kesiapan pemangku kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi.
Venville (2009:4) mengidentifikasi hambatan dalam penerapan kurikulum Tematik Integratif  yaitu :
1.   Faktor guru yaitu pengetahuan dan kualifikasi materi palajaran/subject matter, pengetahuan isi pedagogigal, kepercayaan tentang dan pengalaman sekolah, sebagaimana praktik pembelajarn selama ini.
2.   Faktor kontekstual yaitu kebijakan administratif, panduan kurikulum, proses penilaian dan pelaporan, dan tradisi sekolah. Kesuksesan penerapan kurikulum Integratif ditentukan oleh kesiapan dalam mengeliminir hambatan tersebut.
Langkah dalam mengelimir  hambatan dari faktor guru secara umum dilakukan denganmenyusun program peningkatan kompetensi secara terstruktur. Pendidikan dan pelatihan bagi guru menjadi penting maknanya. Materi pendidikan dan pelatihan secara garis besar terbagi dalam dua kelompok yaitu penguasaan materi ajar, atau diklat berbasis kompetensi mata pelajaran, dan kecakapan ilmu teknologi pendidikan, teknologi pendidikan bicara tentang metode, model, strategi, sumber, media, dan lingkungan pembelajaran.
Eliminasi faktor kontekstual, di Sekolah Dasar, dalam rancangan Kurikulum 2013 sudah dilakukan. Secara konsep, pembelajaran didekati dengan Tematik Integratif. Persoalan yang sering mengemuka dan terjadi dalam tataran praktik adalah panduan kurikulum yang kurang tersedia. Panduan kurikulum, pertama-tama yang harus paham dan menguasai adalah Widyaiswara LPMP dan Pengawas Sekolah. Dua pihak ini yang akan mengawal pelaksanaan kurikulum. Pemahaman tentang kurikulum juga mengandung arti penguasaan teori dan strategi penilaian, pembelajaran Tematik Integratif.
Penerapan pembelajaran terpadu (Tematik Integratif) perlu ditetapkan wilayah keterpaduannya, apakah dalam satu mata pelajaran, multi mata pelajaran, antar-mata pelajaran atau trans-mata pelajaran. Persiapan, monitoring, supervisi dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara berkesinambungan untuk memastikan keefektifan dan keefisienannya.
Dalam memaknai konsep, maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori akan berkaitan dengan sesuatu hal yang dipandang secara ilmiah. Jika teori berhubungan dengan konsep, maka dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah pembelajaran, yaitu landasan filsafat, psikologis, sosiologis, dan komunikasi yang sering ditemukan dalam sebuah pembelajaran.
Perkembangan Konsep Pembelajaran
Tanda – tanda perkembangan dapat diamati berdasarkan pengertian – pengertian dibawah ini :
1.   Pengajaran sama artinya dengan pengajaran. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
2.   Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh-mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa.
3.   Pengajaran suatu sistem. Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai suatu proses atau prosedur bbelaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi, yaitu :
a.    Profesi guru
b.   Perkembangan dan pertumbuhan siswa/peserta didik
c.    Tujuan pendidikan dan pengajaran
d.   Program pendidikan dan kurikulum
e.    Perncanaan pengajaran
f.     Strategi belajar mengajar
g.    Media pengajaran
h.   Bimbingan belajar
i.     Hubungan antara sekolah dan masyarakat
j.     Manajemen pendidikan/kelas
MODEL PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013
          Berdasarkan teori-teori belajar, dapat ditentukan beberapa pendekatan pembelajaran, dan berdasarkan pendekatan tersebut dapat ditentukan beberapa model pembelajaran, diantaranya :
1.   Model Interaksi Sosial (social interaction model)
Model ini berdasarkan teori belajar Gestalt atau yang dikenal dengan Field Theory. Model iini menitikbaratkan pada hubungan antara individu dengan masyarakat atau individu dengan lainnya.
2.   Model Proses  Informasi (information processing models)
Model ini berdasarkan teori belajar kognitif. Model ini berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Model ini berkenaan dengan kemampuan intelektual umum (general intelectual ability).
3.   Model Personal (personal models)
Model pembelajaran ini ber titik tolak dari pandangan dalam teori balajar humanistik. Model ini berorientasi pada individu dan pengembangan diri (self). Titik beratnya pada pemebntukan pribadi individu dan mengorganisasi realitanya rumit. Sasaran utama model pembelajaran ini adalah pengembangan pribadi atau kemampuan pribadi.





===========================
Daftar Pustaka.
Ahmadi Iif Khoiru, M.Pd. dan Sofan Amri, S.Pd. 2014. Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar